Wednesday, October 9, 2013

Pancasila Sebagai Paradigma






 




Pancasila  Sebagai Sumber Nilai dan Paradigma



1.Pancasila sebagai Sumber Nilai
Nilai yang bahasa inggrisnya Value termasuk pengertian filsafat.  Dalam hubungannya dengan filsafat, nilai merupakan salah satu pemikiran filsafat yang dianggap paling benar, baik, bijaksana. Menilai berarti menimbang untuk selanjutnya mengambil keputusan.
Sesuatu yang bernilai atau mempunyai nilai apabila sesuatu itu benar (nilai kebenaran), indah (nilai keindahan), baik (nilai moral atau etika) dan religius (nilai agama).
Pancasila sebagai sumber nilai karena memiliki :
a.       Nilai kebenaran
b.      Nilai keindahan atau aestetika
c.       Nilai moral atau etika
d.      Nilai religius
e.       Nilai material
Menurut Prof. Dr. Drs. Notonagoro, SH nilai dibagi menjadi 3 yaitu

·         Nilai Vital : yaitu segala sesuatu/ sarana  yang berguna untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
·         Nilai Material : yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur kehidupan manusia seperti makan, minum, udara, dll.
·         Nilai kerohanian : yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia seperti belajar agama dan ibadah.
Nilai kerohanian dapat dibedakan menjadi 4 macam :

ü  Nilai kebenaran : bersumber pada unsur akal manusia
ü  Nilai keindahan : bersumber dari rasa manusia seperti perasaan
ü  Nilai kebaikan atau moral : bersumber dari kehendak manusia seperti tingkah laku
ü  Nilai religius : nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan seperti keyakinan yang dianut
Bahkan sesuatu yang tidak berwujud benda material itu dapat mempunyai nilai yang sangat tinggi dan mutlak bagi manusia. Nilai material relatif dapat diukur dengan mudah dengan sarana pengukur, sedeangkan nilai rohani tidak dapat diukur  dengan alat tetapi dapat diukur dengan hati nurani manusia itu sendiri, oleh karena itu lebih sulit dilakukan.
Manusia yang mengadakan penilaian yang bersifat rohaniah menggunakan hati nuraninya dengan dibantu dengan alat indera, akal, perasaan, kehendak dan keyakinan. Penilainannya tidaklah sama antara manusia satu sama lain. Jadi tergatung pada manusia yang mengadakan penilaian itu.
Bagi manusia, nilai dijadikan landasan, alasan, motivasi dalam segala perbuatannya. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa ada orang-orang yang dengan sadar berbuat lain dari kesadaran nilai dengan alasan yang lain pula.
Dalam pelaksanaannya, nilai itu dijabarkan dalam bentuk kaidah/ ukuran (normatif)sehingga merupakan suatu perintah atau keharusaan, anjuran atau merupakan larangan.
Segala sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran,keindahan, kebaikan diperintahkan untuk dilakukan begitu pula sebaliknya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
Pancasila yang termasuk nilai kerohanian yang didalamnya terkandung pula nilai-nilai yang lain secara lengkap dan harmonis di segala aspek  nilai. Hal ini dapat dilihat dalam susunan sila-sila Pancasila yang sistematis hierarkis.




Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
    Sila Ketuhanan Yang Maha Esa (Nilai religius)
Keyakinan terhadap adanya Tuhan Ynag Maha Esa dengan segala sifatnya Yang Maha Sempurna, Maha Kuasa, Maha Adil, Maha Bijaksana dan lain-lain sifatnya yang suci.
    Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab (nilai kemanusiaan)
Pengakuan terhadap adanya martabat manusia
    Sila Persatuan Indonesia ( Nilai Persatuan Bangsa)
Pengakuan terhadap  ke- “ Bhineka Tunggal Ika”-an suku bangsa atau etnis dan kebudayaan yang berbeda tetapi tetap satu jiwa.
    Sila Kerakyatan yang dipimpin hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan (Nilai Kerakyatan)
Manusia yang menjadi warga Negara Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
    Sila Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia (Nilai Keadilan sosial)
Keadilan dalam kehidupan social terutama meliputi bidang-bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM

Nilai Nilai-Nilai Pancasila mempunyai sifat obyektif dan subyektif
Nilai Pancasila bersifat obyektif karena sesuai dengan obyeknya atau kenyataannya dan bersifat umum atau universal.
Nilai Pancasila bersifat subyektif karena sebagai hasil pemikiran bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila dapat digali dari pokok-pokok pikiran dalan Pembukaan UUD 1945 di masing-masing alinea.

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 :
(a)    Negara berdasar atas Ketuhanan Yang  Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab.
(b)   Menentang penjajahan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan
(c)    Paham Negara persatuan, yaitu Negara yang melindungi segernap bangsa dan tumpah darah Indonesia
(d)   Negara yang berkedaulatan yang berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.
(e)    Negara yang melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.


2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
            Paradigma merupakan pandangan mendasar dari para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan.
            Dengan suatu paradigma atau sudut pandang dan kerangka acuan tertentu, seorang ilmuan dapat menjelaskan sekaligus menjawab suatu permasalahan dalam ilmu pengetahuan. Misalnya masalah hutan. Ini tergantung dari paradigma atau sudut pandang atau acuan orang yang memandang berdasarkan keahliannya. Seorang yang ahli geologi memandang hutan itu memiliki banyak kandungan mineral atau batuan yang bermanfaat bagi kemanusiaan, seorang yang ahli ekonomi memandang hutan sebagai sumber kehidupan bagi manusia, dan bagi ahli ekologi akan memandang hutan itu sebagai sumber interaksi para makhluk hidup yang berada di dalam atau di sekitar hutan dengan hutan sebagai lingkungannya.
            Sesuatu di jadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan kerangka, acuan, tolak ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan. Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia.
            Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya nilai-nilai dasar Pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan dan tolok ukur segenap aspek kehidupan dalam pembangunan nasional yang di jalankan di Indonesia.
            Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia. Hakikat manusia menurut Pancasila merupakan makhluk monopluralis.
Kodrat manusia yang monopluralis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga (jasmani dan rohani)
2.      Sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial
3.      Kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan
Berdasarkan kodrat manusia yang monopluralis, pembangunan nasional diarahkan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkat manusia secara totalitas.
Pembangunan Nasional menciptakan kualitas bangsa Indonesia yang serba keseimbangan dan selaras dalam kehidupan antara manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan manusia dengan lingkungannya yang selanjutnya kita kenal dengan ajaran Tri Hitakarana.


Harapan setelah reformasi di segala aspek kehidupan akan dapat menciptakan suasana pembangunan yang mampu meningkatkan :
1.      Kualitas manusia Indonesia yang maju
2.      Kualitas masyarakat yang maju
3.      Suasana tentram sejahtera lahir dan batin
4.      Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila
5.      Suasana kehidupan bangsa dalam serba keseimbangan dan selaras dalam ajaran Tri Hitakarana

Kualitas manusia Indonesia yang maju, meliputi :
1.      aspek pribadi (individu) yaitu jasmani dan rohani, material dan spiritual serta cerdas, kreatif, dan berinovatif.
2.      aspek kemasyarakatan yaitu hubungan antara individu yang diharapkan memiliki kepekaan sosial, tanggung jawab sosial serta rasa kekeluargaan dan kebersamaan.
3.      aspek ekologi yaitu manusia Indonesia yang maju diharapkan dapat hidup serasi dengan alam, memiliki wawasan serta bertanggung jawab atas kelestarian sumber alam dan lingkungannya.
4.      aspek kewarganegaraan yaitu dituntut kualitas manusia bernegara, artinya hubungan antar individu dengan negara, sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta terbuka untuk menerima dan menyatakan aspirasi politik secara bertanggung jawab.
5.      aspek kekaryaan yaitu manusia Indonesia yang maju dituntut memiliki kualitas kekaryaan yang diperlukan untuk pembangunan, terutama cerdas, terampil, profesional, efisien, efektif serta dapat menguasai teknologi.

Kualitas masyarakat Indonesia yang maju :
ü  Pengertian :
      Kualitas masyarakat Indonesia yang maju merupakan gambaran tentang ciri-ciri kualitas mayarakat Indonesia yang membangun, dibina dan dikembangkan oleh pembangunan nasional, sedangkan kualitas masyarakat Indonesia merupakan kebulatan dari berbagai aspek kualitas masyarakat yang tercermin dalam masyarakat madani. Adapun kualitas orientasi atau wawasan masyarakat dan kualitas kelembagaan masyarakat meliputi :

1.      Kualitas orientasi atau wawasan masyarakat mengacu pada kemampuan masyarakat untuk mewujudkan azas keserasian, keselarasan dan keseimbangan dalam dialog budaya lama dengan nilai-nilai baru.
2.      Kualitas kelembagaan masyarakat mengacu pada lembaga sosial yang ditumbuhkan masyarakat dengan menjunjung tinggi azas kekeluargaan, kelugasan, persamaan harkat dan martabat serta kesetiakawanan dan keterbukaan.

Suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin
  Suasana tenteram dan sejahtera lahir batin diartikan sebagai suasana kehidupan dalam lingkungan masyarakat dimana :
1.      Terjamin suasana psikologis yang memberikan rasa aman dan kebebasan.
2.      Terjamin suasana fisik dan lingkungan yang menunjang tercapainya kesehatan fisik dan menunjang kelestarian hidup serta kelestarian alam.
3.      Terjamin suasana sosial yang menggairahkan serta peka , peduli terhadap penderitaan sesama manusia.
4.      Terjamin suasana politik, untuk mantapnya budaya dan moral politik Pancasila yang dapat memberikan peluang bagi penggunaan hak dan kewajiban politik bagi setiap warga negara.
5.      Terjamin suasana ekonomi yang merangsang dan menunjang pertumbuhan ekonomi yang optimal berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
6.      Terjamin suasana pertahanan keamanan, adanya suasana keamanan yang memungkinkan terciptanya dinamika stabilitas nasional.
7.      Terjamin suasana intelektual yang memberikan peluang meningkat dan berkembangnya ilmu pengetahuan.
8.      Terjamin suasana pendidikan, harus menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan pemerataan mutu pendidikan.
9.      Terjamin suasana kebudayaan, harus peningkatan budaya baca, hitung dan tulis.

Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila
Tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila adalah tata kehidupan yang memiliki ciri-ciri :
1.      Tata kehidupan politik demokrasi Pancasila dan UUD 1945 dapat terlaksana dengan wajar.
2.      Tata kehidupan ekonomi, demokrasi ekonomi berdasarkan UUD 1945 pasal 33 dapat terlaksana.
3.      Tata kehidupan budaya, dengan kebhinnekaan budaya daerah dalam keekaan kebudayaan nasional dapat berkembang.
4.      Tata kehidupan sosial, dimana perilaku individu dan sosial mencerminkan kecerdasan, moral tinggi dan takwa pada Tuhan YME.
5.      Tata kehidupan masyarakat, bangsa dan negara berdasarkan Pancasila memiliki tata kehidupan ilmu pengetahuan.
6.      Dan Tata kehidupan pengembangan SDM harus menjamin usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas kemampuan.
7.      Tata kehidupan lingkungan menjamin kelestarian flora, fauna dan sumber daya alam lainnya.
8.      Tata kehidupan pertahanan keamanan nasional dapat menjamin terciptanya sistem Hankamrata.

Suasana kehidupan Bangsa Indonesia yang serba berkeseimbangan dan selaras dalam hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan lingkungannya merupakan Ajaran Tri Hita Karana

Suasana seperti ini , adalah suasana hehidupan bangsa dengan karakteristik : adanya dan berkembangnya kesadaran hukum , kesadaran lingkungan , kesadaran kebersamaan ,  kesadaran beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan-Nya masing-masing , kesadaran pemerataan memperoleh keadilan , kesadaran kemakmuran dan kesadaran berbangsa dan bernegara .

Dalam suasana yang demikian akan terwujud atau terbina kondisi sebagai berikut :
1.      Peningkatan atau pemantapan demokrasi politik , budaya politik dan moral politik berdasarkan Pancasila .
2.      Peningkatan dan pemantapan demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila .
3.      Pengembangan hukum nasional yang mencakup semua bidang kehidupan .
4.      Meningkatkan mutu kehidupan beragama .
5.      Meningkatkan dan memantapkan usaha pengembangan sumber daya manusia .

Ada beberapa faktor yang kemungkinan menjadi penghambat di dalam pelaksanaan pembangunan diantaranya :
1)      Pertumbuhan penduduk .
2)      Kelestarian lingkungan dalam pemberdayaan sumber daya alam .
3)      Pengaruh Globalisasi .
4)      Susutnya sumber daya alam .
5)      Menurunnya permintaan luar negeri akan bahan mentahtertentu dari Negara kita .

Pengalaman Pancasila sebagai paradigma pembangunan telah ditegaskan dalam Ketetapan MPR No.VII/MPR/2001 tentang visi Indonesia Masa Depan . Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa Visi Indonesia Masa Depan terdiri dari tiga visi , yaitu Visi Ideal , Visi Antara , dan Visi Tahunan.
a.       Visi Ideal merupakan cita-cita luhur sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun1945 alenia II dan IV
b.      Visi Antara merupakan visi Indonesia 2020 yang berlaku sampai tahun 2020 .
c.       Visi Lima Tahunan sebagaimana termaktub dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (sekarang GBHN ditiadakan , diganti dengan rencana pembanguan jangka menengah Nasional RPJMN 2004-2009)

Pada visi Antara dikemukakan bahwa visi Indonesi 2020 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius , manusiawi , bersatu , demokratis , adil , sejahtera , manidi , dan baik serta bersih dalam penyelenggaraan Negara .

Untuk mengukur tingkat keberhasilan perwujudan Visi Indonesia 2020 dipergunakan indikator-indikator utama sebagai berikut :
1.      Religius
Indikator religis ini memuat beberapa hal salahsatunya : Terwujudnya masyarakat yang beriman , bertaqwa , berakhlak mulia sehingga ajaran agama , khususnya yang bersifat universal dan nilai-nilai luhur budaya terutama kejujuran , dihayati dan diamalkan dalam perilaku kesehaian .
2.      Manusiawi
Indikator manusiawi memuat beberapa hal salah satunya : Terwujudnya masyarakat yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan makmur .

3.      Bersatu
Indikator bersatu memuat beberapa hal salah satunya : Meningkatnya semangat persatuan dan kerukunan bangsa .
4.      Demokratis
Indikator demokratis memuat beberapa hal salah satunya : Terwujudnya mekanisme control didalam kehidupan berbangsa dan bernegara .
5. Adil
Indikator adil memuat beberapa hal salah satunya : Terwujudnya penegakan hak asasi manusia .
6.      Sejahtera
Indikator sejahtera memuat beberapa hal salah satunya : Terwujudnya keamanan dan rasa aman dalam masyarakat.
7.      Maju
Indikator maju memuat beberapa hal salah satunya : Meningkatnya penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi serta pembudayaannya dalam masyarakat .
8.      Mandiri
Indikator mandiri memuat beberapa hal salah satunya : Terwujudnya politik luar negeri dan berkepribadian dan bebas aktif .
9.      Baik dan Bersih dalam Penyelenggaraan Negara
Indikator baik dan bersih dalam penyelenggaraan Negara memuat beberapa hal salah satunya : Terbentuknya penyelenggaraan yang peka , tanggap terhadap kepentingan dan aspirasi rakyat diseluruh wilayah Negara termasuk daerah terpencil dan perbatasan .





3.  Sikap Positif Terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Sebagai Ideologi, Pancasila tidak hanya bersifat teoritik melainkan juga merupakan faktor praktis yang artinya Pancasila bukan hanya sekedar dipahami melainkan juga untuk dihayati dalam batiniah dan diamalkan dalam kehidupan masyarakat.
Adanya strategi pembangunan nasional Indonesia, yaitu:
1.      Strategi Penataan kembali Indonesia yang diarahkan menyelamatkan sistem ketatanegaraan RI berdasarkan semangat, jiwa, nilai dan konsensus dasar yang melandasi berdirinya NKRI yang meliputi Pancasila, UUD 1945; tetap tegaknya NKRI; dan tetap berkembangnya pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.
2.      Strategi Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan UUD 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.
Pancasila merupakan ideologi bangsa yang bersifat terbuka sehingga senantiasa akan selalu relevan dengan perkembangan jaman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jangan menjadikan Pancasila sebagai Ideologi tertutup karena ideologi tertutup hanya akan dijadikan sarana untuk menekan dan menindas warga Negara oleh yang berkuasa.
Pengamalan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat dilakukan dengan cara :


1.      Pengalaman Pancasila secara Obyektif
Pengamalan Pancasila secara obyektif dapat berwujud segala bentuk peraturan perundang-undangan, mulai dari tingkat yang paling tinggi yaitu UUD 1945 hingga tingkat yang paling rendah yaitu yang ada dilingkungan sekolah berupa tata tertib sekolah.
2.      Pengamalan Pancasila secara Subyektif
Pengalaman Pancasila secara Subyektif dengan jalan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang berwujud norma etik secara pribadi atau kelompok. Contoh pengamalan Pancasila secara Subyektif yaitu ketaatan pada kode etik profesinya seperti Dokter pada kode etik Kedokterannya.


Ringkasan materi 




images 24.jpg


KELOMPOK 2
XII IPA 3
SMA PGRI 4 DENPASAR
NAMA KELOMPOK
(1)    I Putu Agus Eka Putra                                 [10]
(2)    Ni kadek Herna Lastari                                [15]
(3)    Ni Putu Nita Pratiwi                              [22]
(4)    Nofia Fitriani                                           [23]
(5)    Ni Komang Ayu Triana Surya Lestari    [34]
MATERI :
PANCASILA SUMBER NILAI DAN PARADIGMA PEMBANGUNAN
TAHUN AJARAN
2012/2013
images 25.jpg

No comments :